BAB I
PEMBAHASAN
A. Definisi dan Faktor yang mempengaruhi Perkembangan.1. Definisi Perkembangan.
Setiap organisme, baik manusia maupun hewan, pasti mengalami peristiwa perkembangan selama hidupnya. Perkembangan ini meliputi seluruh bagian dengan keadaan yang dimiliki oleh organisme tersebut, baik yang bersifat konkret maupun yang bersifat abstrak. Jadi, arti peristiwa perkembangan itu khususnya perkembangan manusia tidak hanya tertuju pada aspek psikologi saja, tetapi juga aspek biologis.
Secara singkat, perkembangan (development) adalah proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih maju. Pertumuhan sendiri (growth) berarti tahapan peningkatan sesuatu dalam hal jumlah, ukuran, dan arti pentingnya. Pertumbuhan juga dapat berarti sebuah tahapan perkembangan1.
2. Faktor-Faktor Yang Mempergaruhi Perkembangan.
Sebenarnya, sudah beberapa abad lalu para ilmuwan dan para pemikir memperhatikan seluk-beluk kehidupan anak, khususnya dari sudut perkembanganya, unutk mempengaruhi berbagai proses perkembangan, mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan hiup yang didambakan. Anak harus tumbuh dah berkembanga menjadi menusia dewasa yang matang sanggup dan mampu mengurus dirinya sendiri, dan tidak selalu bergantung pada orang lain, atau bahkan menimbulkan masalah bagi keluarga, kelompok, atau masyarakat.
Sejak abad pertengahan, aspek moral dan pendidikan keagamaan menjadi pusat perhatian dan menjadi tujuan umum dari pendidikan. Pandangan terhadap anak sebagai pribadi yang masih murni, jauh dari unsur-unsur yag mendorong anak pada perbuatan-perbuatan yang tergolong dosa dan tidak bermoral, banyak dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas keagamaan.
Memasuki akhir abad ke 17, seorang filosof inggris bernama John Locke mengemukakan bahwa pengalaman dan pendidikan merupakan faktor yang paling menentukan dalam perkembangan kepribadian anak.
Meskipun dewasa ini sudah menjadi keyakinan umum bahwa setiap anak manusia perlu mendapatkan pendidikan, sekadar untuk menjadi bahan perbandingan, di sini dikemukakan teori-teori yang memberikan berbagai pandangan, baik yang menolak maupun yang menerima adanya pengaruh pendidikan tersebut2.
Telah sekian lama para ahli didik, ahli bilogis, ahli psikologi, dan lain sebagainya memikirkan dan berusaha mencari jawaban atau pertanyaan: sebetulnya, perkembangan manusia itu tergantung beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembanan sebagai berikut:
a. Aliran Nativisme (Aliran Pembawaan).
Native, artinya: mengenai kelahiran atau pembawaan. Jadi aliran navitisme adalah paham yang menitikberatkan pentingnya faktor dasar yang diawa sejak lahir. Menurutnya, perkembangan individu itu semata-mata memungkinkan dan ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir. Para pendukung nativisme biasanya mempertahankan kebenaran pandangan tersebut yaitu dengan menunjuk berbagai kesamaan atau kemiripan antara pihak orang tua dengan anak-anaknya.
b. Aliran Empirisme.
Yang terkenal, empirisme berarti “pengalaman” empirisme, maksudnya adalah aliran yang mengutamakan peranan faktor pengalaman, lingkungan , atau pendidikan, dan tidak mengakui peranan faktor dasar atau pembawaan sejak lahir. Menurut kaum empiris perkembangan individu semata-mata dimungkinkan dan di tentukan oleh faktor lingkungan, sedangkan faktor pembawaan tidak memainkan peranan sama sekali. Tokoh utama aliran empirisme adalah John Locke, seorang yang terkenal menganggap pendidikan sebagai “maha kuasa” untuk mencetak manusia macam apa saja yang dicita-citakan. Sehingga tak ayal lagi, sebagai Hujjah untuk membenarkan pandangannya, pengikut aliran ini menunjukkan jasa pendidikan dengan segala fasilitas yang tersedia, dalam menciptakan orang-orang besar caliber dunia.
Apakah benar, aliran empirisme ini akhirnya berhasil menghadapi bantahan dari luar? Sebagai contoh, jika memang pandangan tersebut benar benar bisa diandalkan, niscaya orang tua akan selalu berhasil menjadikan anak-anaknya menjadi “manusia ideal” asal saja, ia dapat menyediakan lingkungan beserta fasilitas yang memadai. Katakanlah, orang-orang kaya yang sekaligus intelektual, anak yang kalau diluar sekolah menjadi penjual koran sekaligus penjual koran, tidak mustahil bisa mencapai prestasi studi yang tinggi. Apakah mereka ini punya lingkungan yang baik, dan lagi apakah fasilitas yang lengkap? Maka jelaslah, baik nativisme maupun empirisme, sama-sama menyandang kelemahan kerena pandangan masing-masing yang berat sebelah. Lalu menyusul aliran ketiga, yaitu konvergensi.
c. Aliran Konvergensi.
Dalam bahas inggris koverge, artinya memusatkan pada satu titik, atau bertemu. Maka bisa di artikan, konvergensi, adalah “titik pertemuan” agaknya memang benar, oleh karena kehadiran aliran ini telah mempertemukan dua pandangan ekstrim, nativisme dan empirisme. Bahwa perkembangan individu itu dimungkinkan dan diprngaruhi oleh dua faktor pembawaan dan lingkungan. Sebaliknya lingkungan saja tanpa pembawaan ini juga tidak mungkin. Demikian menurut pandangan konvergensi. Banyak contoh yang bisa dikemukkan untuk mendukung pendapat tersebut.
Menurut pembawaannya, anak manusia yang normal pasti bisa berbicara. Ini adalah kodrat, yang memang telah dianugrahkan oleh Allah SWT. Tetapi dalam prkteknya, kemampuan dasar tersebut akan mempengaruhi bahkan tunduk kepada lingkungan di mana anak berbeda. Tanpa usaha yang istimewa dari orang tua, biasanya anak akan berbicara dengan bahasa lingkungannya. Lingkungannya berbicara dengan bahasa jawa, ya anak itu juga tinggal ikut-ikut saja. Akan membuat orang tua kecewa, jika dalam lingkungan semacam itu seorang anak di paksa, misalnya agar berbicara dengan bahasa inggris atau bahasa Arab. Hasilnya, pembawaan sang anak untuk mampu berbicar akhirnya harus bertemu dalam keadaan saling pengertian dengan lingkungan yang mengitarinya.
Demikianlah, tiga aliran yang amat terkenal dalam berbagai cabang ilmu pendidikan, akan ditemui uraian mengenai nativisme, pempirisme, dan konvergensi itu misalnya, ketika mempelajari; pengantar ilmu pendidikan, sejarah pendididkan, didaktik, metodik, ilmu jiwa pendidikan, ilmu jiwa perkembangan itu sendiri dan lain-lain. Intinya hampir sama, yakni dalam kaitan dengan faktor mana yang berpengaruh, tetapi sebenarnya sekedar menunjuk tiga Aliran tersebut, kita belum memiliki gambaran yang jelas tentang faktor–faktor apa yang mempengaruhi perkembangan seseorang. Karena betapapun juga, itu lebih bersifat tijauan teroritis. Kita masih perlu melihat perinciannya secara praktis, sesuai dengan kenyataan yang menyertai kehidupan manusia sehari-hari.
Dalam hubungan ini, menarik kiranya untuk dikemukakan, pendapat Drs. Kasmiran Woerjo, yang mula-mula membagi faktor exogeen.
a. Faktor Endogeen.
Faktor endogeen adalah faktor dari dalam yang dibawa anak manusia sejak awal kehidupannya. Faktor endogeen ini bisa terbagi menjadi dua macam: faktor fisik dan psikis.
b. Faktor Exogeen.
Sebagaimana disebutkan terdahulu, sekurangnya faktor exogeen ini ada 6 macam, yaitu:
1. Faktor Biologi.
Bisa diartikan biologis dalam konteks ini adalah faktor yang berkaitan dengan keperluan primer seorang anak pada awal kehidupannya. Afktor ini wujudnya berpengaruh yang datang pertama kali dari pihak ibu dan ayah, misalnya kasih sayang, hubungan batin, memberi makanan, minuman, dan melindungi dari segala macam gangguan.
2. Faktor Physis.
Maksudnya adalah pengaruh yang datang dari lingkungan geografis, seperti iklim, kadaan alam, tingkat kesuburan tanah, jalur komunikasi dengan daerah lain, dan sebagainya.
3. Faktor Ekomonis.
Dalam perkembangannya, betapapun ukurannya bervariasi, seorang anak pasti memerlukan biaya. Biaya untuk makan minum di rumah, tetapi juga membeli Alat-alat sekolah.
4. Faktor Kultural.
Maksudnya disini adalah pengaruh pada kelompok masyarakat yang masing-masing mempunyai kultur , budaya, adat istiadat, dan tradisi tersendiri.
5. Faktor Edukatif.
Pendidikan tak dapat disangkal mempunyai pengaruh perkembangan anak manusia. Faktor pendidikan ini relatif paling besar pengaruhnya dibanding faktor yang lainya.
6. Faktor Religius.
Lebih dari posisinya sebagai pemimpin agama kita dapat pula memyoroti dari segi akhlak dan pola tingkah laku anak kyai. Sudahlah pasti, is akan berbeda dengan anak lain yang lebih-lebih yang memang tidak beragama sama sekali3.
Adapun Ayat-Ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang perkembangan yakni sebagai mana dalam surat Ar ruum ayat 40 yang artinya:
"Allah-lah yang menciptakan kamu, Kemudian memberimu rezki, Kemudian mematikanmu, Kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat sesuatu dari yang demikian itu? Maha sucilah dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan."
B. Tugas-tugas Perkembangan.
1. Tugas Perkembangan fase bayi dan anak-anak.
Secara kronologis (manurut urutan waktu), masa bayi berlangsung sejak seorang individu manusia dilahirkan dari rahim ibunya sampai berusia atau tahun. Sedngkan masa kanak-kanak adalah masa perkembangan berikutnya, yakni dari usia setahun hingga usia antar lima sampai enam tahun.perkembanga biologis pada masa ini berjalan pesat, tetapi seara sosiologis ia masih sangat terikat oleh lingkungan keluarganya. Oleh karena itu, fungsionalisasi lingkungan keluarga pada fase ini penting sekali untuk mempersiapkan anak terjun ke dalam lingkungan yang lebih luas terutama lingkngan sekolah.
Tugas-tugas perkembangan pada fase ini meliputi kegiatan-kegiatan beljar sebagai berikut:
a. Belajar memakan makanan keras, misalnya: mulai dengan bubur susu, bubur keras, nasi dan seterusnya.
b. Belajar berdiri dan berjalan, misalnya: mulai dengan berpegang pada tembok atau sandaran kursi.
c. Belajar berbicara, misalnya: mulai menyebut kata ibu, ayah, dan nama-nama benda sederhana yang ada di sekelilingnya.
d. Belajar mengendalikan pengeluaran benda-benda buangan dari tubuhnya, misalnya: mulai dengan meludah, membuang ingus dan seterusnya.
e. Belajar membadakan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan, dan bersopan santun seksual.
f. Mencapai kematangan untuk belajar membaca dalam arti memulai siap mengenal huruf, suku kata dan kata-kata tertulis.
g. Belajar mengadakan hubungan emosional selain dengan ibunya, dengan Ayah, saudara kandung, dan orang-orang di sekelilingnya.
h. Belajar memedakan antara hal-hal yang baik dengan yang buruk, juga antara hal-hal yang benar dan salah, serta mengembangkan atau membentuk bentuk kata hati (hati nurani)
2. Tugas perkembangan fase anak-anak.
Masa anak-anak berlangsung antara usia 6 sampai 12 tahun dengan ciri-ciri utama sebagai berikut: 1) memiliki dorongan untuk keluar dari rumah dan memasuki kelompok sebaya, 2) keadaan fisik yang memungkinkan/mendorong anak memasuki dunia permainnan dan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan jasmani, 3)memiliki dorongan mental memasuki dunia konsep, logika, simbol, dan komunikasi yang luas.
Adapun tugas-tugas perkembangan pada mas perkembangan kedua ini meliputi kegiatan belajar dan mengembangkan hal-hal sebgai berikut:
a. Belajar keteampilan fisik yang diperlukan untuk bermain, seperti lompat jauh, lompat tinggi, mengejar, menghindari kejaran, dan seterusnya.
b. Menbia sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai seorang individu yang sedang berkembang, seperti kesadaran tentang harga diri.
c. Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya sesuai dengan etika moral yang berlaku di masyarakat.
d. Belajar memainkan peran sebagai seorang pria (jika ia seorang pria) dan sebagai seorang wanita (jika ia wanita).
e. Mengembangkan dasr-dasar keterampilan membaca, menulis, dan berhitung (matematika dan aritmatika).
f. Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan kehidupan sehari-hari.
g. Mengembangkan kata hati, moral dan skala nilai yang selaras dengan keyakinan dan kebudayaan yang berlaku di masyarakat.
h. Menembangkan sikap objektif/lugas baik positif maupun negatif terhadap kelompok dan lembaga kemasyarakatan.
i. Belajar mencapai kemerdekaan taua kebebasan pribadi sehingga menjadi dirinya sendiri yang independen (mandiri) dan bertanggung jawab4.
3. Tugas perkembangan fase remaja.
Salah satu periode dalam rentang kehidupan individu adalah masa remaja. Masa ini merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat. Masa remaja ditandai dengan (1) berkembangnya sikap dependen kepada orang tua ke arah independen, (2) minat seksualital, dan (3) kecenderungan unutk merenung atau memperhatikan diri sendiri, nilai-nilai etika, dan isu-isu moral.
Apabila remaja gagal dalam mengembangkan rasa indentitasnya. Maka remaja akan kehilangan arah, bagaikan kapal yang kehilangan kompas. Dampaknya, mereka mungkin akan mengembngkan perilaku yang menyimpang, melakukan kriminalitas, atau menutup diri.
Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja pada umumnya meliputi pencapaian dan persiapan segala hal yang berhubungan dengan kehidupan masa dewasa yaitu sebagai berikut:
a. Mencapai pola hubungan baru yang lebih metang dengan teman sebaya yang berbeda jenis kelamin sesuai dengan keyakinan dan etika moral yang berlaku.
b. Mencapai peranan sosial sebagai seorang pria (jika ia seorang pria) dan peranan soaial seorang wanita (jika ia wanita) selaras dengan tuntunan dan kultural masyarakat.
c. Menerima kasatuan organ-organ tubuh pria (jika ia seorang pria) dan kesatuan organ-organ tubuh wanita (jika ia seorang wanita) dan mengunaakannya secara efektif sesuai dengan kodratnya masing-masing.
d. Keinginan menerima dan mencapai tingkah laku sosial tertentu yang bertanggung jawab di tengah-tengah masyarakatnya.
e. Mencapai kemerdekaan/ kebebasan emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainya dan mulai menjadi dirinya sendiri.
f. Mempersiapkan diri untuk memasuki dunia perkawinan dan kehidupan berkeluarga yakni seagai suami dan istri.
g. Memperoleh seperangkat nilai dn sistem etika sebagai pedoman bertingkah laku dan mengebangkan ideologi unutk keperluan kehidpan kewrganegaraanya.
4. Tugas Perkembangan Dewasa.
Masa dewasa awal ialah fase perkembangan saat seorang remaja measuki masa dewasa, yakni usia 21-40 taun. Sebelum memasuki masa ini seorang remaja terlebih dahulu berada pada tahap ambang dewasa atau masa remaja akhir yang lazimnya berlangsung 21-22 tahun.
Adapun tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa awal adalah meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Mulai kerja mencri nafkah, khususnya apabila ia tidak melanjutkan karier akademik.
b. Memilih teman atau pasangan hidup rumah tangga.
c. Mulai memasuki kehdupan berumah tangga, yakni menjadi seorang suami, istri.
d. Belajar hidup bersama pasangan dalam suasana rumah tangga, yakni dengan suami atau istrinya.
e. Mengeola tempat tinggal untuk keperluan rumah tangga dan keluarganya.
f. Membesarkan anak-anak dengan menyediakan pangan, sandang dan papan yang cukup dan memberikan pendidikan yang memadai.
g. Menerima tanggung jawab kewarganegaraan sesuai dengan perundang-undangan dan tuntunan soaial berlaku di masyarakatnya
h. Menemukan kelompok sosial yang cocok dan menyenangkan.
5. Tugas Perkembangan Masa Setengah Baya.
Masa setengah baya adalah masa yang berlangsung anatara usia 40-60 tahun. Konon, di kalangan tertentu, pria dan wanita yang sudah menginjak usia 40 tahun ke atas sering dijuluki sebagai orang yang sedang mengalami masa pubertas kedua. Julukan ini timbul karena mereka senang lagi bersolek, suka bersikap dan berbuat emosional/ mudah marah dan bahkan jatuh cinta lagi.
Di kalangan kaum wanita biasanya tampak gejala deprasi (murung), cepat tersinggung, cemas dan khawatir kehilangan kasih sayang anak-anak yang sudah mulai menajak dewasa. Selain itu wanita setangah baya juga acapkali merasa cemas aka kehilangan suami karana pada umumnya diiringi dengan timbulnya tanda-tanda tau garis-gais ketuaan di bagian tertentu pada tubuhnya.
Adapun tugas-tugas perkembangan pada fase setengah tua tersebut adalah sebagai berikut:
a. Mencapai tanggung jawab soaial dan kewarganegaraan secra leih dewasa.
b. Membantu anak-anak yang berusia balasan tahun ( khusus anak kandungnya sendiri) agar berkembang menjadi orang-orang dewasa yang berbahagia dan bertangung jawab.
c. Menembangkan aktivitas dan memanfaatkan waktu luang sebaik-baiknya bersama orang-orang dewasa lainya.
d. Menghubungkan siri sedemikan ruupa dengan pasangannya sebagai seorang pribadi yang utuh.
e. Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan psikologi yang lazim terjadi pada masa setengah baya.
f. Menapai dan melaksanakan penampilan yang memuaskan dalam karier.
g. Menyesuaikan diri dengan kehidupan (khususnya dalam hal cara bersikap dan bertindak) orang-orang usia lanjut.
6. Tugas Perkembangan Fase Usia Tua.
Masa tua adalah masa terakhir kehidupan manusia. Masa ini berlangsung antara usia 60 tahun sampai mengembuskan naas terakhir (akhir hayat). Mereka sudah mengijak umur 60 tahun ke atas yang dalam istilah psikologi disebut “senescnce” (masa tua) biasanya ditandai oleh perubahan-perubahan kemampuan motorik yang semakin merosot.
Diantara peruahan-perubahan tersebut adalah menurnnya kekuatan otot-otot tanga dan otot-otot yang menyangkut seluruh tubuh, oleh karena itu pada umumnya orang tua mudah lelah dan unutuk mengembalikan kesgaran tubuhnya itu memerlukan waktu yang lama dari pada ketika masih berusia muda.
Adapun tugas-tugas perkembangan pada masa tua sesuai denga berkurangnya kekuatan atau kesehatan jasmaniahnya itu adlah sebagai berikut:
a. Menesuaikan diri dengan menurunya kekuatan dan kesahatan jasmaniahnya.
b. Menyesuaikan diri dengan keadaan pensiun dan berkurangnya income (penghasilan).
c. Menyesuaikan diri dengan kematian pasangannya (suami atau istrinya).
d. Membina hubungan yang tegas (afiliasi ekspelasi) dengan para anggota kelopok seusianya.
e. Membina pengaturan jasmania sedemikan rupa agar memuaskan dan sesuai dengan kebutuhannya.
f. Menyesuaikan diri (adaptasi) terhadap peranan-peranan soaial dengan cara yang luwes5.
0 komentar:
Posting Komentar