Urgensi Sabar
Sabar merupakan salah satu ciri mendasar orang yang bertaqwa kepada Allah SWT. Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa kesabaran merupakan setengahnya keimanan. Sabar memiliki kaitan yang tidak mungkin dipisahkan dari keimanan: Kaitan antara sabar dengan iman, adalah seperti kepala dengan jasadnya. Tidak ada keimanan yang tidak disertai kesabaran, sebagaimana juga tidak ada jasad yang tidak memiliki kepala. Nabi Muhammad SAW bersabda yang diriwatkan dari Shuhaib ibn Sinan “Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin itu, semua yang ada padanya merupakan hal kebajikan, semua itu dimiliki olehnya, jika mendapatkan kegembiraan segera ia bersyukur dan hal itu merupakan kebaikan baginya, sedangkan ketika ia mendapatkan musibah dan kesusahan ia bersabar dan hal itupun merupakan sebuah kebajikan baginya” Namun kesabaran adalah bukan semata-mata memiliki pengertian "nrimo", ketidak mampuan dan identik dengan ketertindasan. Sabar sesungguhnya memiliki dimensi yang lebih pada pengalahan hawa nafsu yang terdapat dalam jiwa insan. Dalam berjihad, sabar diimplementasikan dengan melawan hawa nafsu yang menginginkan agar dirinya duduk dengan santai dan tenang di rumah. Justru ketika ia berdiam diri itulah, sesungguhnya ia belum dapat bersabar melawan tantangan dan memenuhi panggilan ilahi.
Sabar juga memiliki dimensi untuk merubah sebuah kondisi, baik yang bersifat pribadi maupun sosial, menuju perbaikan agar lebih baik dan baik lagi. Bahkan seseorang dapat dikatakan tidak sabar, jika ia menerima kondisi buruk, pasrah dan menyerah begitu saja. Sabar dalam ibadah diimplementasikan dalam bentuk melawan dan memaksa diri untuk bangkit dari tempat tidur, kemudian berwudhu lalu berjalan menuju masjid dan malaksanakan shalat secara berjamaah. Sehingga sabar tidak tepat jika hanya diartikan dengan sebuah sifat pasif, namun ia memiliki nilai keseimbangan antara sifat aktif dengan sifat pasif.
Definisi Sabar
Para ulama mendefinisikan kata sabar dengan sangat beragam. Namun definisi yang yang paling memadai adalah definisi yang dilakukan oleh Dzun al-Nun al-Mishry bahwa sabar adalah: menghindari pelanggaran-pelanggaran, bersikap tenang ketika ditimpa cobaan dan menunjukkan kecukupan tatkala terimpa kemiskinan tentang materi hidup .
Termasuk definisi yang memadai juga adalah apa yang didefinisikan oleh syaikh al-raghib al-Ashfahani dalam ujarannya bahwa sabar adalah mengekang hawa nafsu atas apa yang diingini oleh akal atau syariat, atau sesuatu yang diinginkan oleh akal dan syariat untuk mengekang nafsu dari sesuatu itu sendiri .
Sayyid al-Jurjani mengemukakan tentang arti sabar adalah meninggalkan keluh kesah dari kepahitan cobaan yang menimpa kepada selain Alloh.
Dari definisi ini dapat dipahami bahwa keluh kesah kapada Alloh tidak menafikan wujud sabar karena yang menafikan wujud sabar adalah berkeluh kesah kepada selain Alloh, seperti yang dilihat oleh sejumlah kaum sufi atas seseorang yang berkeluh kesah kepada orang lain tentang kemiskinannya, maka segera mereka menegurnya “Bagaimana kamu ini, apakah kamu berkeluh kesah tentang Dzat yang memberimu rahmat kepada orang lain?”.
Klasifikasi Sabar.
Para ulama menyebutkan bahwa sabar itu mempunyai 3 pembagian, yakni; 1) sabar dalam ketaatan, 2) sabar dari maksiat, 3) sabar dalam kemalangan yang menimpa.Sabar dalam ketaatan adalah berusaha istiqomah dalam menjalani syariah Alloh serta berusaha unntuk selalu membiasakan sejumlah ibadah harta, jasmani dan hati. Juga berusaha untuk selalu amar ma’ruf nahi munkar dan selalu bersikap sabar atas kemalangan yang menimpanya dalam laku ibadah itu karena barang siapa yang mewarisi dakwah dan jihad Nabi maka mau tak mau ia akan mendapatkan cobaan seperti yang dialami oleh nabi seperti diftnah, direcuki dan disakiti. Alloh berfirman dalam mengisahkan Luqman yang sedang memberi wasiat kepada anaknya “Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang munkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungghnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan oleh Alloh” .
Sabar dari maksiat adalah memerangi hawa nafsu agar tidak terperosok ke dalam maksiat itu, memerangi agar tidak menyeleweng kepadanya, serta mematahkan hal-hal yang dapat membuatnya terpuruk dalam keburukan dan kerusakan yang digariskan oleh syaitan. Ketika ia berusaha untuk memerangi, membersihkan hati dari semua itu, serta mengembalikan itu semua pada tempat asalnya, maka ia telah mendapat hidayah yang sempurna. Alloh telah berfirman “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar-benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. Dan sesungguhnya Alloh benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik” .
Termasuk dari orang-orang yang mendapat janji gembira dari Alloh adalah yang disifati oleh-Nya dalam firmanNya “Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman)” .
Sabar dalam kemalangan adalah kesadaran bahwa karena dunia ini adalah tempatnya cobaan dan tempaan, maka Alloh menguji iman hambaNya dan Alloh maha mengetahui terhadap hambaNya dengan berbagai macam kemalangan. Alloh menguji para mukmin dengan berbagai macam cobaan untuk mengetahui mana yang baik serta berharga dan mana yang buruk untuk mengetahui siapa yang munafik dan siapa yang merupakan mukmin sejati. Alloh berfirman “Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu dan juga kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dari orang-orang yang mempersekutukan Alloh, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan” .
Manfaat dan Hikmah Sabar
Kesabaran adalah kunci agar kita selalu ditemani dan dibimbing Allah. Sabar menghantarkan seseorang menjadi manusia sejati, tangguh, elegan, dan bermartabat. Betapa banyak kerusakan yang terjadi akibat manusia tidak bisa bersabar. Banyak kegagalan perencanaan hidup juga diakibatkan karena kurangnya kesabaran. Sabar memiliki banyak manfaat dan hikmahnya, di antaranya sebagai berikut:1. Sabar Sebagai Penolong
Kesabaran bisa menjadi penolong yang akan menyelamatkan seseorang dari bahaya, baik bahaya dunia terlebih lagi bahaya akhirat. Contoh kecilnya misalnya di dalam berkendaraan. Betapa pun ia terburu-buru, ia tetap mengemudikan kendaraannya dengan penuh kehati-hatian dan sesuai aturan. Saat lampu lalu lintas berwarna merah, ia pun berhenti dengan rela, saat di dalam kota, kendaraan pun diperlamban, tidak melebihi 40 atau 50 km/jam. Ia tetap menghargai hak-hak kendaraan lain yang ada di depan maupun di belakang, termasuk memberi kesempatan kepada pejalan kaki atau pengguna sepeda. Jika kesabaran demikian yang dipraktikkan setiap pengendara kendaraan bermotor, maka Insya Allah ia akan selamat dari kecelakaan, ia selamat dari kejaran polisi karena tidak mengebut di dalam kota sampai melampaui batas kecepatan, dan orang lain pun akan selamat dari ulahnya kalau saja ia tidak sabar akibat terlalu cepat.
2. Pembawa Keberuntungan
Setiap manusia normal pasti menginginkan keberuntungan. Seorang yang sedang berdagang, ia menginginkan dapat memperoleh laba yang banyak dari dagangannya. Seorang siswa, pelajar atau mahasiswa, ia menginginkan keberuntungan dengan kelulusan dari studinya, baik keberuntungan dalam arti naik kelas, naik tingkat, atau lulus plus karena memperoleh nilai yang exelence. Sebagaimana tersurat dalam firman Allah SWT berikut, ”Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung” . Tak ada yang perlu diragukan dari janji Allah SWT, karena Allah tak pernah dan tak akan pernah mengingkari janji-Nya. Tak ada yang perlu dibimbangkan lagi dari keberuntungan bagi orang-orang beriman yang sabar dan bertakwa, keberuntungan itu pasti datang, pasti akan mereka terima, baik di dunia maupun di akhirat. Kalau tidak di dunia, pasti di akhirat, asal mereka benar-benar beriman dan benar-benar sabar.
3. Mendatangkan Keuntungan yang Besar
Orang berdagang, lalu untung, itu biasa. Tapi, kalau pedagang yang beruntung besar, nah ini pantas menjadi berita. Inilah yang dinyatakan Allah SWT dalam Al-Qur`an bahwa keuntungan yang besar akan dapat diraih oleh hamba-hamba-Nya yang sabar. Sabar di dalam menjalankan perintah Allah SWT dan ajaran Rasulullah saw, meskipun keadaannya dalam kesulitan. Tetap kokoh dalam menjauhi semua yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya, serta tahan uji terhadap segala cobaan.
Dengan demikian, bersabarlah. Niscaya kesabaran akan menjemput kita ke tempat terbaik. Terbaik dalam peruntungan, hasil, dan tindakan. Sampai akhirnya kita akan mereguk kenikmatan abadi di akhirat kelak.
0 komentar:
Posting Komentar